SMA N 9 Yogyakarta Simulasi Kesiapan Tanggap Bencana Gempa

Dalam rangka  peringatan Hari Kesiapsiagaan Tanggap Bencana Tingkat DIY, SMA N 9 Yogyakarta melaksanakan Simulasi Tanggap di Kampus Jl. Sagan No 1. Simulasi diikuti lebih dari 250 siswa kelas XI, guru dan pegawai pada Jumat (26/04/2025). Kepala SMAN 9 Yogyakarta, Rudy Rumanto, S.Pd., MPd saat briefing  pengantar dan pengarahan menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di Indonesia yang berada di daerah rawan bencana, seperti gempa bumi, letusan gunung api dan tsunami ataupun yang berupa kebakaran. Selanjutnya “sebagai sebuah lembaga pendidikan, kita memiliki tanggung jawab mempersiapkan diri dan melindungi keselamatan semua warga sekolah,” papar Rudy Rumanto.

Ketua Tim Siaga Bencana sekolah, Rini Wedyastuti, S.Pd. menyampaikan urutan atau kronologi simulasi. Partisipasi aktif dari para guru dan siswa sangatlah vital dalam memastikan kesuksesan upaya kesiapsiagaan tanggap bencana. “SMA N 9 sudah menunjukkan komitmen untuk memberikan edukasi, pelatihan, dan praktik segala sesuatu yang harus dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada warga sekolah, terutama saat terjadi bencana,” menurut Rini.

Tepat pukul 08.00 WIB, simulasi dimulai dengan pembelajaran berlangsung seperti biasa di masing-masing kelas. Tiba-tiba gempa bumi berlangsung begitu kuat. Mengagetkan semua warga sekolah. Mereka mengambil langkah penyelamatan. Berlindung dibawah meja sambil menunggu gempa bumi mereda. Ketika gempa mereda, semua warga sekolah keluar ke titik kumpul aman. Berjalan/berlari kecil sambil melindungi kepala dengan tas maupun buku tebal.

Setelah sampai titik kumpul. Langkah koordinatif diambil oleh Kepala Sekolah dengan menghubungi Koordinator Lapangan Siaga Bencana. Memerintahkan agar mengambil langkah-langkah seperlunya. Selanjutnya Koordinator Lapangan menghubungi ketua-ketua tim; Ketua Tim Komunikasi dan Peringatan Dini, Ketua Tim Logistik dan Peralatan, Ketua Tim Evakuasi dan Penyelamatan,  Ketua Tim Kesehatan dan Pertolongan Pertama untuk koordinasi. Fokus utama koordinasi pada penyelamatan dan evakuasi korban. Selanjutnya semua Ketua Tim memerintahkan anggota timnya untuk bekerja sesuai dengan tugas pokok, dan fungsinya masing-masing. 

Saat semua warga sekolah sudah berada pada titik kumpul aman, dilakukan pendataan terkait dengan keberadaan masing-masing anggotanya. Wali Kelas berperan mendata siswanya untuk kemudian disampaikan pada Tim Data, demikian juga untuk Guru dan Karyawan dilakukan pendataan. Korban luka-luka mendapat prioritas penanganan medis oleh Tim Kesehatan dan Pertolongan Pertama untuk selanjutnya (jika dipandang perlu) merujuk/menghantar pada layanan kesehatan terdekat.

Simulasi ini menegaskan komitmen SMA N 9 Yogyakarta untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran akan bencana di lingkungan sekolah, sehingga mampu memberikan perlindungan yang optimal bagi seluruh anggota komunitas pendidikan dan membuktikan sebagai sekolah yang telah ditetapkan menjadi Sekolah SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana). SMA Negeri 9 Yogyakarta. SIAP TANGGAP TANGGUH. (Poerba)